Sedekah Bumi Para Petani Desa Ngampungan

Ngampungan, 02 Agustus 2024- Desa Ngampungan, sebuah desa yang terletak di pinggiran kota, akan kembali mengadakan acara yang sudah menjadi tradisi tahunan mereka, yaitu sedekah bumi. Acara ini adalah bentuk rasa syukur para petani kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang telah diberikan sepanjang tahun. Acara ini menggabungkan unsur syukur, kebersamaan, dan juga kekuatan tradisi yang menjadi warisan budaya masyarakat desa. Sedekah bumi adalah sebuah tradisi yang sudah ada sejak lama di Desa Ngampungan. Setiap tahun, setelah panen raya selesai, para petani berkumpul untuk mengadakan acara ini. Pada dasarnya, sedekah bumi merupakan ungkapan syukur masyarakat desa kepada Tuhan karena hasil bumi yang melimpah. Bagi petani, panen adalah hasil dari kerja keras mereka selama setahun. Oleh karena itu, mereka merasa perlu memberikan sedikit dari hasil panen tersebut kembali kepada alam dan Tuhan sebagai tanda terima kasih. Selain itu, acara ini juga merupakan simbol kebersamaan antar petani dan masyarakat desa. Dalam tradisi ini, solidaritas sangat dijunjung tinggi. Para petani tidak hanya mengucapkan terima kasih kepada Tuhan, tetapi juga berbagi kebahagiaan dengan masyarakat sekitar. Hal ini menandakan bahwa keberhasilan seorang petani tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk komunitasnya.

Pada hari pelaksanaan acara sedekah bumi, petani-petani di Desa Ngampungan berkumpul di lahan persawahan mereka. Mereka membawa tumpeng, makanan khas yang terdiri dari nasi, lauk pauk, dan berbagai hidangan yang melambangkan rasa syukur. Tumpeng menjadi simbol dari berkat yang mereka terima selama satu tahun, dan juga sebagai tanda kehormatan kepada Tuhan yang telah memberikan hasil bumi yang melimpah. Setelah tumpeng dan hidangan lainnya disiapkan, acara dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh seorang pemuka agama atau tokoh desa. Doa tersebut dipanjatkan untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada Tuhan atas hasil panen yang telah diberikan, serta memohon keberkahan untuk masa depan, baik dalam hal hasil pertanian maupun kehidupan masyarakat desa. Usai doa bersama, acara dilanjutkan dengan makan bersama. Semua warga desa, baik petani maupun masyarakat lainnya, ikut serta dalam makan bersama ini. Tumpeng yang sudah disiapkan dipotong dan dibagikan kepada semua orang yang hadir. Makan bersama ini bukan hanya sekadar kegiatan makan, tetapi juga menjadi bentuk kebersamaan yang menguatkan hubungan antar warga desa. Dalam suasana yang penuh keakraban ini, warga saling berbagi cerita, pengalaman, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Untuk memastikan bahwa tradisi sedekah bumi ini dapat dilestarikan dan terus dilaksanakan di masa depan, keterlibatan pemuda sangat penting. Para pemuda desa diharapkan tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga berperan aktif dalam setiap tahapan kegiatan. Sejak persiapan acara hingga pelaksanaannya, pemuda diharapkan dapat terlibat dalam berbagai aspek. Pemuda dapat membantu dalam proses pembuatan tumpeng, pengaturan tempat, atau bahkan membantu dalam hal logistik untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Selain itu, mereka juga dapat membantu dalam menyebarkan informasi mengenai pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi ini, agar semakin banyak generasi muda yang sadar akan warisan budaya yang sangat berharga ini. Lebih dari itu, pemuda juga memiliki peran dalam menggali makna dari tradisi tersebut. Mereka dapat belajar dari orang-orang tua mengenai filosofi dan nilai-nilai yang terkandung dalam sedekah bumi. Dengan memahami esensi dari tradisi ini, pemuda diharapkan bisa mewariskannya kepada generasi yang lebih muda lagi di masa depan. Selain itu, pemuda juga dapat membawa inovasi dalam bentuk kegiatan yang lebih modern namun tetap menghargai tradisi lama. Misalnya, mengadakan kegiatan edukasi atau pertunjukan seni yang berkaitan dengan tema sedekah bumi agar semakin banyak orang, termasuk masyarakat luar desa, yang mengenal dan menghargai tradisi ini. Dalam era modern ini, banyak tradisi yang mulai terlupakan atau tergerus oleh perkembangan zaman. Namun, acara sedekah bumi di Desa Ngampungan tetap menjadi acara yang sangat dihargai dan dilestarikan oleh masyarakat desa. Salah satu alasan mengapa tradisi ini tetap berlangsung adalah karena masyarakat desa sangat menjaga hubungan mereka dengan alam dan tetap memegang teguh nilai-nilai kebersamaan. Agar tradisi ini tetap ada dan berkembang di masa depan, peran pemuda sangatlah vital. Tidak hanya dalam melestarikan tradisi, tetapi juga dalam memperkenalkan kepada generasi baru mengenai pentingnya menjaga keseimbangan alam dan keberlanjutan pertanian. Generasi muda diharapkan dapat menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang ada. Dengan adanya pemuda yang aktif terlibat, sedekah bumi dapat terus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Desa Ngampungan. Mereka dapat memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan informasi tentang acara ini melalui media sosial, mengorganisir kegiatan terkait sedekah bumi di sekolah-sekolah, atau bahkan menyelenggarakan acara yang lebih besar dengan melibatkan banyak pihak dari luar desa. Sedekah bumi adalah sebuah tradisi yang mengajarkan kita tentang pentingnya rasa syukur, kebersamaan, dan kepedulian terhadap sesama. Di Desa Ngampungan, acara ini tidak hanya sekadar acara tahunan, tetapi juga merupakan bentuk dari ikatan yang kuat antara manusia dengan alam, serta antar sesama anggota masyarakat. Sebagai bagian dari warisan budaya, sedekah bumi diharapkan tetap dilestarikan dan diteruskan kepada generasi mendatang, dengan harapan agar semangat kebersamaan dan rasa syukur ini terus tumbuh dalam masyarakat yang semakin modern.

Reporter : Dwi cahyono aji

Kegiatan Malam Finalist Wartawan Warga program Desa Cerdas, Pagelaran Wayang Kulit Dan Pembukaan Kunci Sumber Mata Air Wisata Pandansili

 

Malam Finalist Wartawan Warga program Desa Cerdas bersama Pagelaran Wayang Kulit dan Pembukaan Kunci Sumber Mata Air Wisata Pandansili merupakan sebuah acara yang digelar di Desa Ngampungan pada tanggal 22 Juli 2024.

Acara dimulai dengan Sambutan dari Bapak Rohan Selaku Kepala Desa Ngampungan dan Bapak Usman,S.E,M.Si selaku Camat Bareng dilanjutkan dengan acara malam finalist “Wartawan Warga” Program Smart Village (Desa Cerdas), kegiatan Tasyakuran pembukaan kunci sumber mata air wisata Pandansili dan Pagelaran Wayang Kulit.

Selama acara berlangsung, para Pemenang Wartawan Warga program Desa Cerdas  menerima hadiah dan penghargaan atas karya setiap komunitasnya masing-masing, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan kreativitas Masyarakat Desa Ngampungan dalam dunia Digital.

Acara pagelaran wayang kulit juga menampilkan cerita-cerita yang berkaitan dengan kehidupan dan kebudayaan setempat berfungsi sebagai sarana pendidikan, penyampaian nilai-nilai Luhur budaya Bangsa serta sebagai upaya menjaga dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia. Pagelaran wayang kulit ini diharapkan juga dapat menjadi hiburan yang menarik bagi seluruh warga Desa Ngampungan maupun warga luar Desa.

Acara Tasyakuran pembukaan kunci Sumber Pandansili di area Wisata Pandansili juga dilakukan secara khidmat dimulai dengan kirab Tumpeng dan hasil bumi oleh Perangkat Desa, BPD, RT/RW, Lembaga-lembaga Desa Tokoh Masyarakat dan Warga Desa Ngampungan menuju Sumber Pandansili dilanjutkan dengan Istighosah/Doa bersama di pelataran Sumber dan di akhiri dangan pembukaan kunci Sumber oleh kepala Desa Ngampungan, kegiatan ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

PENILAIAN LOMBA BUM DESA TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR DI DESA NGAMPUNGAN KECAMATAN BARENG TAHUN 2024

 

 

Ngampungan, 08 Juli 2024 – Hari ini Desa Ngampungan, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang menjadi tuan rumah acara penting dalam dunia pembangunan desa. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian penilaian Lomba BUM Desa tingkat Provinsi Jawa Tim

ur yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Kepala DPMD Provinsi Jawa Timur, Kepala DPMD Kabupaten Jombang, Kepala Kecamatan Bareng, TAPM, Pendamping Desa, Pendamping Digital Desa, dan beberapa Dosen penguji asesmen dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri.

Perlombaan ini merupakan upaya untuk mendorong inovasi dan pembangunan berkelanjutan di tingkat desa, dengan memberikan penghargaan kepada desa-desa yang berhasil mengelola Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) secara efektif dan berkelanjutan. Beberapa aspek yang menjadi penilaian lomba kali ini adalah aspek kemitraan, aspek dampak, aspek pengelolaan, aspek usaha, aspek keuangan, aspek kelembagaan, aspek P3 (pelaporan, pembinaan, dan pengawasan)

Kepala DPMD Provinsi Jawa Timur, Bapak Ir. Budi Sarwoto, MM., dalam sambutannya, menekankan pentingnya peran BUM Desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. “BUM Desa memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi di tingkat desa. Melalui lomba ini, kami berharap dapat menginspirasi desa-desa lain untuk melakukan inovasi dan pengelolaan yang lebih baik,” ujarnya.

Acara ini juga dihadiri oleh Kepala DPMD Kabupaten Jombang yang menyampaikan dukungan penuh dari pemerintah kabupaten untuk pembangunan dan kemajuan BUM Desa di Jombang. “Kami berkomitmen untuk terus mendukung inisiatif-inisiatif seperti ini demi kemajuan dan kesejahteraan desa-desa di Kabupaten Jombang,” kata Bapak Sholahuddin Hadi Sucipto, S.STP.M.Si selaku Kepala DPMD Kabupaten Jombang.

Beberapa Dosen dari Perguruan Tinggi Negeri yang bertindak sebagai penguji asesmen memberikan apresiasi terhadap upaya pemerintah dan masyarakat dalam mendorong inovasi di tingkat desa. “Partisipasi aktif dalam lomba ini menunjukkan keseriusan dan komitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa melalui pengelolaan BUM Desa yang baik,” ungkap Bapak Drs. Petir Pudjantoro, M.Si Dosen Universitas Negeri Malang.

Lomba ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi semata, tetapi juga forum untuk bertukar pengalaman dan best practice antar-desa dalam pengelolaan BUM Desa. Diharapkan, melalui acara seperti ini, semakin banyak desa yang terinspirasi untuk mengembangkan potensi lokal mereka demi kesejahteraan bersama.

Acara penilaian Lomba BUM Desa Provinsi Jawa Timur di Desa Ngampungan ini diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam mendorong pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan ekonomi lokal.

 

Reporter : @dwicahyonoaji (Ketua Ruang Komunitas Digital Desa) & @nadia_safamarwah (Duta Digital)